Mimpiku Diwujudkan Oleh Tuhan

Setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan, aku bermimpi melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Dengan nama yang terkenal, jurusan yang aku mau, dan dengan kampus yang besar.
seperti apa rasanya kuliah di Fakultas dengan gedung bertingkat, halaman kampus yang luas, perpustakaan besar dan kegiatan kemahasiswaan yang banyak. 

Namun sepertinya impianku yang satu itu belum bisa dicapai.
Buktinya, aku kuliah di Perguruan Tinggi Swasta, yang pasti tak seperti yang ku impikan.
yang buat aku kesal, aku pernah mengikuti beberapa seleksi suatu acara yang dibiayai oleh pemerintah, namun nama kampusku tidak terdaftar di dalamnya.

Pernah juga aku susah payah mengikuti seleksi dalam sebuah acara, namun yang diprioritaskan adalah mahasiswa/i yang dari Perguruan Tinggi Negeri.
"Its Not Fair" dalam  hatiku.
"Apa bedanya??"
Mengapa didalam persyaratannya ditulis dengan jelas "Diutamakan dari Perguruan Tinggi Negeri".
apakah ada jaminan dari PTN akan lebih baik dan berpengalaman dari PTS ???

Aku pernah juga mencari info suatu acara, dimana acara tersebut adalah acara yang aku tunggu.
Aku mendapatkan informasi tersebut dihari terakhir pendaftaran.
Info tersebut disebar utama kepada Perguruan Tinggi Negeri dan malah menggunakan Undangan secara Formal.

Apakah kampusku tidak dapat info itu???
Apakah mahasiswi PTS tidak boleh update info kegiatan dari pemerintah???

Sampai saat ini aku tidak mengerti mengapa sistemnya seperti itu.
Padahal, Mahasiswa/i PTS juga punya bakat yang tidak kalah saing dan kami juga berhak mendapatkan informasi update dari pemerintah.

Sampai suatu hari aku mengikuti Seminar Nasional di Universitas Indonesia.
Seminar Nasional Enterpreneur Muda, dengan Narasumber dari berbagai Kementrian.
Aku duduk didalam Balairung UI.
Tak ada yang aku kenal disana. Karena aku tak terdaftar menjadi mahasiswi disana hhehe.

Acara besar, mewah dan megah.
Fasilitas kampus yang memang memadai.

"Gimana anak UI tidak punya sertifikat banyak, SemNas aja sering diadakan dikampusnya." ucapku dalam hati.
"Sedangkan aku? kalau tidak mencari info dari luar kampus, belum tentu aku punya sertifikat Seminar Nasional."

Aku mengikuti dengan seksama hingga selesai acara. Aku senang sekali karena bisa membawa sertifikat untuk ku bawa pulang. Selain itu aku punya beberapa kenalan baru dari UI.
Aku melanjutkan perjalanan pulang menggunakan motor. Dalam perjalanan pulang aku berkata dalam hati. 
"Enak sekali menjadi anak UI, bisa membuat acara besar, Narasumber dari Kementerian. diperhatikan negara. Apakah bisa yaa, aku menjadi bagian dari Panitia seperti anak UI, dalam acara besar dengan Narasumber dari Kementerian. Pasti bangga."

Sejak hari itu, aku hanya menjalani hari sebagai mahasiswi biasa, yang mencari informasi kegiatan melalui internet agar mendapat informasi terbaru. Makanya, walaupun dari PTS, sertifikatku lumayan banyak hhehe (pamer).

3 Tahun berlalu. Luluslah aku dari kampusku. lalu mencari pekerjaan untuk penghidupan. Walau dalam hati, aku masih ingin kuliah di "Universitas", dan entah kapan.

Kini, aku bekerja di salah satu Instansi Pemerintahan. Bergerak dibidang kebencanaan yang menuntut harus bekerja dinamis, tidak hanya didalam kantor.

Sampai suatu hari, kantorku mengadakan acara besar. Aku sangat antusias mengikutinya. Acara selama tiga hari, dengan bintang tamu luar biasa dan mengundang berbagaimacam kementerian. Beberapa hari persiapan, sibuk, tekanan tinggi dan jadwal padat. Hingga saat acara dimulai, aku baru tersadar.

Bahwa impianku tercapai.

Membuat acara di Balairung UI, bekerjasama dengan kementerian, menjadi panitia. Bahkan, harus me-lead mahasiswa/i UI nya secara langsung.
Siapa sangka, aku yang hanya bercita-cita menjadi mahasiswi PTN, agar bisa membuat acara berskala nasional dan menjadi panitianya. Kini, malah aku yang mengkoordinir mahasiswa/i dari UI, membuat acara disana dan yang paling membuatku amat bersyukur adalah, disatu waktu, mahasiswa UI mendekatiku dan bertanya "Kak Novi, gimana caranya bisa bekerja di BNPB?", aku tersenyum. "Kakak lulusan dari UI juga ya?" tersenyum untuk keduakalinya.


****

Kini aku mengerti, bahwa Allah menciptakan impian dan juga dapat mewujudkannya.
Walau dengan cara yang berbeda.
Di waktu yang tak diduga.



Komentar