REFLEKSI 2020



Refleksi selepas Tahun 2020.

Yang pertama mengenai ‘PANDEMI’.

btw sebelum lanjut baca, aku saranin baca sambil dengerin lagu yang kamu suka, secangkir minuman kesukaan pasti lebih enjoy :) tapi tulisan ini bisa juga lho sambil temenin kamu diperjalanan, diwaktu bosan atau kapanpun saat kamu mau.

___________________

Di Indonesia siapa yang tidak merasakan dampak dari pandemi? Rasanya tidak ada. Seluruh Indonesia merasakan dampak pandemi, baik dampak negatif ataupun dampak positif.

Awal-awal pendemi jujur aku cukup khawatir. Aku bekerja di Jakarta yang saat itu menjadi zona merah diawal keberadaan Covid-19 di Indonesia. Aku lebih sering menghabiskan waktu di Jakarta daripada di Bogor tempat tinggalku. Aku juga khawatir sebab kedua orangtuaku berusia lebih dari 50 tahun dan masuk dalam kategori rentan terhadap Covid-19.

Protokol kesehatan selalu aku terapkan saat di kantor maupun saat pulang ke rumah. Tak bosan aku juga selalu ingatkan mamah dan papahku untuk membiasakan diri dengan protokol kesehatan. Selalu ku ingatkan mamah untuk membersihkan diri saat masuk kedalam rumah sepulang dari pasar atau minimarket. Juga sering mencuci tangan saat bersentuhan dengan benda-benda dari luar rumah termasuk setelah memegang uang. Aku juga melarang mamah keluar rumah jika tidak terlalu penting.

Papahku bekerja di RSPAD Gatot Soebroto - Jakarta, yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Bukan menjadi tim medis memang, papah adalah seorang teknisi bagian audio dan kelistrikan. Aku sangat bangga karena papah sudah membesarkan aku hingga saat ini. Soal dedikasi dan pekerjaan jangan diragukan lagi, aku banyak belajar dari papah yang sangat disiplin, tekun dan ulet dalam bekerja, yang tak kalah penting, papa mengajarkan tentang tanggung jawab dalam pekerjaan. Tidak pernah berucap langsung memang, tapi aku melihat betul papa selalu menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas dan tidak setengah-setengah.

Karena bekerja di rumah sakit, jam kerja papa tidak selalu sesuai pada jam kerja pada umumnya. Kadang ada saat dimana papah tidak pulang berhari-hari, karena ada pekerjaan yang papah kerjakan saat sore hingga malam hari. Jarak dari rumah kami cukup jauh antara Bogor dan Jakarta, sehingga papa seringkali menginap di kantor dan hanya pulang sesekali. Saat pandemi seperti ini, situasi kantor papah lebih sibuk berkali lipat dari biasanya. Jumlah pasien yang bertambah banyak, ruang perawatan yang semakin berkurang dan situasi yang lebih menegangkan dari biasanya. Papah juga kehilangan beberapa rekan kerjanya serta kehilangan beberapa pimpinannya yang meninggal karena Covid-19. Ada saat dimana papa harus menggunakan APD walau untuk mengerjakan kelistrikan. Karena cukup banyak ruangan yang dikategorikan zona merah dalam area tempat kerjanya.

Jujur semenjak ada pandemi rasa khawatirku naik berkali lipat pada kesehatan dan keselamatan papa dan mamah, terutama papah yang bekerja di Rumah sakit juga pada rekan-rekanku yang bekerja menjadi tim medis. Tidak bosan aku selalu ingatkan papah untuk menggunakan protokol kesehatan dimanapun berada terutama saat sedang bekerja. Papah kadang suka malas pakai hand sanitizer atau mencuci tangan, kadang juga suka lupa mengganti masker. Hiihihi iya sih memang ada saat dimana kita semua merasa "lelah" untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru ini. Tapi tak apa, selagi aku bisa ingatkan, aku akan selalu ingatkan kepada lingkungan sekitar terutama keluarga.

Setelah berusaha menjalani protokol kesehatan, menjaga imun tubuh agar tetap sehat, selalu berpikir positif dan berdo'a lah yang paling bisa ku percaya saat menjalani kehidupan dimasa pandemi. Sebagai generasi yang lahir ditahun 90an dan 2000an, pastinya baru merasakan pendemi yang luarbiasa seperti ini. Tentunya kami masih belum banyak pengalaman.

Physical not Social Distancing. Ini hal yang paling cukup terasa pada semua sektor termasuk sektor pertemanan, hhahaha. Semua beralih melalui daring. Daerah-daerah sudah mulai menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), pusat keramaian tutup lebih cepat bahkan ada yang tutup total seperti Bioskop dan Gym. Luar biasa kami merasakan hal yang cukup spektakuler di tahun 2020 hingga kini awal tahun 2021. 

Berusaha menjadi warga negara yang baik, tidak banyak protes dan tidak berpihak pada teori Konspirasi. Aku berusaha mematuhi protokol yang telah dibuat oleh pemerintah. Selama ada WFH (Work From Home) cukup membantuku. Jarak rumah ke kantor ku di jakarta lumayan menguras tenaga untuk setiap hari dilalui  menggunakan sepeda motor. Selama WFH aku masuk sekitar 2 sampai 3 hari saja dalam satu minggu, walau ada pula saat dimana tetap harus masuk full. Tapi paling tidak sudah cukup membantu mengirit tenagaku ku hehehe. 

Tetap bekerja keluar kota selama pandemi. Ini juga lumayan membuat khawatir, selain kami yang bepergian ke berbegai daerah, kami juga bertemu dengan orang-orang baru. Sebelum dan sesudah keluar kota, aku dan tim kantor melakukan Rapid Antigen. Lumayan cukup membuatku bosan sejujurnya. Makin kesini juga semakin sakit hidungku dicolok terus hhaha,,, tapi yaa sudah kami lewati di tahun 2020 kemarin. 

Ini sejarah dalam hidupku dan hidup kita. Kita melalui pandemi dan beradaptasi dengan pola hidup dan kebiasaan baru. Tidak mudah memang, tapi kita sudah melewatinya selama satu tahun. Kita hebat, kamu hebat. 

Alhamdulillah sampai hari ini, 16 Januari 2021, aku dan keluarga dalam keadaan sehat. Semoga keluargaku dan kamu yang membaca ceritaku ini juga selalu sehat dan dilindungi Allah SWT. Semoga kita semua bisa melalui pandemi dan kita bisa bertatap muka tanpa merasa khawatir lagi

Mungkin sekian dulu refleksi ini, nanti kulanjut dengan judul yang lain.

Salam,
noviorens



Find me @noviorens on instagram

Komentar