pict by @noviorens |
Haii,, rasanya sudah lama sekali aku tidak menulis blog ini.
kali ini aku akan bercerita sedikit pengalaman
setelah mendapat kesempatan untuk bekerja dan belajar di Utara Pulau Bali.
Yappp,, Kabupaten Buleleng.
Aku bersyukur karena setiap
pekerjaan yang diberikan kepadaku ilmu dan pengalamannya melebihi ekspetasi.
Artinya aku tidak akan menyebutnya hanya sebagai pekerjaan saja, melainkan
bekerja dan belajar. Hhehe love banget kan.
Sedikit review
kegaiatan ku selama 7 hari disana untuk “Bimbingan Teknis Pembina Pramuka
Berbasis Gugus Depan untuk Satuan Pendidikan Aman Bencana” berlokasi di
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali pada tanggal 2-6 September 2019. Kegiatan ini diawali oleh
MOU antara BNPB dengan Pramuka. Nah kalau mau tahu bentuk kegiatannya bisa
lihat social medianya Direktorat Pengurangan Risiko Bencana atau disingkat
Dit.PRB BNPB.
Okey lanjut lagi,
Setiap aku mau datang ke suatu daerah, aku tidak
sekedar cari tahu tentang harga tiket dan rute menuju lokasi tersebut, tapi juga cari
tahu mengenai sejarah singkat, budaya, kebiasaan masyarakat sekitar, medan
menuju kelokasi, ancaman bencana apa saja yang ada disana melalui aplikasi INA-RISK Personal dan juga cari tahu
kearifan lokal daerah tersebut walaupun hanya sekilas.
Ngga harus yang cari tahu mendalam atau kepo yang terlalu jauh sih, karena tujuannya emang bukan untuk hal tersebut, tapi juga tidak terlalu cuek banget sampai ke lokasi cuma datang, kerja terus pulang dan ngga kenal sama daerah tersebut. Sayang banget kan,,,,
Ngga harus yang cari tahu mendalam atau kepo yang terlalu jauh sih, karena tujuannya emang bukan untuk hal tersebut, tapi juga tidak terlalu cuek banget sampai ke lokasi cuma datang, kerja terus pulang dan ngga kenal sama daerah tersebut. Sayang banget kan,,,,
Ya
intinya sih "Berkenalan sebelum benar-benar menginjakan kaki ke daerah tujuan."
Jadi pada tulisan kali ini akupun mengambil
beberapa referensi dari berbagai sumber untuk kenalan dengan Kabupaten
Buleleng.
Dan sebelum baca kebagian Fenomena Ucur-ucur
tersebut, kita kenalan dulu yukkk dengan daerahnya.
Selamat membaca,,,,,
_______________________________________________________________________
Kabupaten
Buleleng adalah sebuah kabupaten di provinsi Bali, Indonesia. Ibu
kotanya ialah Singaraja. Buleleng berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara,
Selat Bali di sebelah barat, Kabupaten Karangasem di sebelah timur dan
Kabupaten Jembrana, Bangli, Tabanan serta Badung di sebelah selatan.
Panjang ruas pantai Kabupaten Buleleng sekitar
144 km, 19 km-nya melewati kecamatan Tejakula. Selain sebagai penghasil
pertanian terbesar di Bali (terkenal dengan produksi salak bali dan jeruk
keprok Tejakula), Kabupaten Buleleng juga memiliki objek pariwisata yang cukup
banyak seperti pantai Lovina, Pura Pulaki, Air Sanih dan tentunya kota
Singaraja.
LETAK DAN LUAS WILAYAH
Kabupaten Buleleng berada di belahan utara
Pulau Bali, memanjang dari barat ke timur, dengan batas-batas di sebelah barat
Kabupaten Jembrana, di sebelah selatan Kabupaten Tabanan, Badung, dan Bangli
serta di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem. Sedangkan di
sebelah Utara berbatasan dengan laut Jawa dan Bali.
Kabupaten Buleleng memiliki luas wilayah
1.365, 88 Km2 atau 24,25 % dari luas Provinsi Bali, dengan panjang pantai ± 157
Km.
Secara administrasi Kabupaten Buleleng terdiri dari 9 Kecamatan, 129 Desa, 19 Kelurahan, dan 169 Desa Adat. Letak Kabupaten Buleleng secara geografis berada pada posisi 8o, 03’ 40” – 8o, 23’ 00” Lintang Selatan dan 114o, 25’ 55” – 115o 27’ 28” Bujur Timur.
Secara administrasi Kabupaten Buleleng terdiri dari 9 Kecamatan, 129 Desa, 19 Kelurahan, dan 169 Desa Adat. Letak Kabupaten Buleleng secara geografis berada pada posisi 8o, 03’ 40” – 8o, 23’ 00” Lintang Selatan dan 114o, 25’ 55” – 115o 27’ 28” Bujur Timur.
TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Buleleng sebagaimana
disebutkan di atas membentang dari Barat ke Timur dengan topografi di bagian
Selatan merupakan wilayah perbukitan dan pegunungan, sedangkan di bagian Utara
merupakan dataran rendah disepanjang pantai. Menyatunya ataupun relatif
dekatnya antara wilayah pegunungan dengan pantai memberikan makna tersendiri
bagi Kabupaten Buleleng dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali.
Kondisi yang khas ini menjadikan topografi wilayah Buleleng sering disebut "Nyegara Gunung."
IKLIM
Wilayah Kabupaten Buleleng mempunyai iklim
tropis yang dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap 6 bulan. Buleleng
termasuk pada daerah bayang-bayang hujan, dengan curah hujan berkisar antara
Bulan Oktober - Bulan April, sedangkan musim panas berkisar antara Bulan April
- Bulan Oktober. Kondisi Buleleng yang Nyegara Gunung, dimana di bagian selatan
merupakan perbukitan dan pegunungan menjadikan curah hujan ataupun intensitas
hujan relatif lebih tinggi di wilayah Buleleng bagian Selatan, boleh dikatakan
hampir tidak ada bulan-bulan kering terutama di sekitar Danau Tamblingan dan
Danau Buyan.
PENDUDUK
Jumlah penduduk berdasarkan hasil Registrasi
Database pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2017 sebanyak
816.654 jiwa, jumlah Kepala Keluarga sebanyak 235.171 dengan ratio Laki-laki
sebanyak 408.788 jiwa atau 50,05%, Perempuan sebanyak 407.866 tercermin
penduduk Laki-laki relatif lebih dominan jika dibandingkan dengan penduduk Perempuan.
Sedangkan komposisi penduduk menurut kelompok
umur adalah sebagai berikut : Penduduk Usia 0-15 tahun sebesar 167,60 ribu jiwa
atau 25,64%, Penduduk usia 15 – 64 tahun sebesar 435,30 ribu jiwa atau 66,60%
dan penduduk yang berusia 65 tahun keatas sebesar 50,70 ribu jiwa atau 7,76%.
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur ini mencerminkan bahwa penduduk
Kabupaten Buleleng sebagian besar (66,60%) merupakan usia produktif (usia
kerja).
Nahh,,, itu sekilas tentang Kabupaten
Buleleng,, jadi sudah lumayan kenal kan???
sekarang kita mulai masuk ke bagian bencananya nih,,,,,,
sekarang kita mulai masuk ke bagian bencananya nih,,,,,,
Definisi Bencana menurut Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi berikut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Sejarah
singkat bencana di Kab, Buleleng
Gempa bumi merupakan bencana yang paling rawan
terjadi di Kabupaten Buleleng.
Hal ini disebabkan lokasi atau letak
gerografis Bali Utara itu sendiri yang memang berada pada tiga jalur patahan.
Patahan pertama bersumber di Gilimanuk, yang
ditandai dengan timbulnya mata air panas di wilayah Banyuwedang, Desa Pejarakan,
Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Kedua, patahan di Seririt, yang terhubung
dengan Gunung Batukaru di Tabanan, dan ke tiga, patahan di Kecamatan Tejakula,
Buleleng.
Di dalam patahan-patahan tersebut, terdapat
cincin api dari Jawa, Sumatera sampai ke Irian Jaya. Maka tidak heran, jika di
wilayah Bumi Panji Sakti ini banyak ditemukan sumber mata air panas.
Buleleng telah mencatat gempa berkekuatan 6,2
skala richter (SR) yang terjadi di wilayah Kecamatan Seririt pada 1976 silam
sebagai bencana terbesar dalam sejarah. Gempa yang sempat diiringi dengan
tsunami kecil itu mengakibatkan ratusan orang tewas, dan ribuan luka-luka.
Setelah mendengar selentingan kata "Ucur-ucur" saat berdiskusi mengenai Kajian Risiko pada kegiatan Bimtek, muncul rasa penasaranku untuk mewawancarai salah satu pembina pramuka yang juga menjadi personel BPBD Kabupaten Buleleng.
Ternyata Di Kabupaten Buleleng juga memiliki fenomena unik yang mungkin tidak dirasakan di daerah lain di Indonesia. Masyarakat Kabupaten Buleleng menyebutnya Ucur-ucur atau semacam angin puting beliung penghisap air laut.
Ucur-ucur tidak bisa diprediksi kapan datangnya dan tidak berpengaruh pada cuaca. Terkadang terjadi dimusim hujan namun tak jarang dimusim kemarau. Itu artinya masyarakat di Kabupaten Buleleng memang harus siap siaga pada fenomena ini.
Awalnya cuaca seketika mendung, angin kencang berputar di atas laut dengan kekuatan besar seperti angin puting beliung, angin tersebut manghisap air laut dan membawanya ke perbukitan. Setelah itu melepaskan air laut dengan energi bertekanan tinggi yang membuat material di perbukitan seketika runtuh bersama air laut dan berdampak longsor atau banjir bandang.
Terakhir kali Ucur-ucur terjadi sekitar bulan Januari
2017, pernah terjadi juga pada tahun 2006, 2002. Untuk waktunyapun tidak
menentu siang atau malam, jadi kebayang kan jika tiba-tiba terjadi pada malam
hari.
Nama ucur-ucur sendiripun sebutan dari warga Kab.Buleleng. Nahh pada bagian topografi yang sudah dikilas di atas menunjukan bahwa Kabupaten Buleleng memang berbukit, secara otomatis masyarakat Kab.Buleleng memang banyak tinggal dilereng bukit yang artinya sangat tinggi risiko.
Nama ucur-ucur sendiripun sebutan dari warga Kab.Buleleng. Nahh pada bagian topografi yang sudah dikilas di atas menunjukan bahwa Kabupaten Buleleng memang berbukit, secara otomatis masyarakat Kab.Buleleng memang banyak tinggal dilereng bukit yang artinya sangat tinggi risiko.
Aku sempat googling untuk mengetahui rekam gambarnya. Namun belum ada yang dapat
mengabadikan gambar tersebut, mungkin karena kedatangan ucur-ucur tidak dapat
diprediksi. “Yang membuat khawatir jika kejadiannya malam hari, karena ada di
jam istirahat. Maka dari itu warga yang berada di lereng bukit harus waspada.
BPBD sudah mengetahui fenomena ini, namun masih belum bisa berbuat banyak
karena kejadiann ini sangat tiba-tiba, sehingga setelah bunyi gemuruh pasti
akan longsor atau banjir bandang.” Made Suartha-Buleleng, Bali.
Sekian.
___________________________________
teman-teman jangan lupa tinggalin jejak komentar yaa untuk bahan belajar hehe
juga bisa baca tulisan aku sebelumnya yang berjudul "Siaga Gunung Agung Part 1"
link : https://noviorens.blogspot.com/2018/05/12-hari-di-pos-siaga-part-1-persiapan.html
Pustaka :
https://bali.tribunnews.com/2017/12/13/fakta-fakta-buleleng-jadi-kawasan-rawan-gempa-bumi-terungkap-tahun-1976-guncang-seririt.
Follow juga :https://www.instagram.com/noviorens/
Komentar
Posting Komentar