Siaga Gunung Agung, Bali - Part 1 (Persiapan)


Haii teman-teman,
Novi mau bercerita tentang pengalaman selama dua belas hari bertugas di Pos Siaga Erupsi Gunung Api.

Dan ini ceritanya..............................................

PART 1 - Persiapan


Suatu hari, saat kehidupan normal adanya, aku baru sampai di kantor pukul 07.40 wib dan beraktivitas seperti sedia kala. Saat itu sedang booming berita Erupsi Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali. Beberapa kali aku menyimak beritanya via televisi, sosial media dan diskusi dengan rekan-rekan yang diturunkan untuk siaga ke posko.

Salah satu pimpinanku tiba di kantor dan berkata "Yan, hari kamis ke Bali ya." Ucapnya sambil berjalan menuju ruang kerja. Yani adalah nama panggilan ku jika di kantor. loh kok beda antara nama sosial media saya dengan nama panggilan dikantor. Yaa panjang lah nanti akan ku ceritakan dilain kesempatan.

Kembali ke topik.

Saat itu aku tidak berpikir bahwa akan ditugaskan ke lokasi yang saat itu beritanya ada dimana-mana."Ke bali pak? kegiatan apa ya pak?". 
"Rolling posisi, kamu dan ibu lilis menggantikan posisi Pak Ade dan Pandu yang ada di Pos Pendamping Nasional Erupsi Gunung Agung." Jelas beliau. Perasaan ku saat itu bukan hanya senang tapi juga harap-harap cemas, pasalnya aku belum pernah datang ke lokasi erupsi, bahkan untuk mendekat ke daerah gunung yang akan erupsi saja sepertinya bukan menjadi cita-cita. Tapi, saat bekerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sepertinya yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tak terbayangkan bisa menjadi nyata.

"Siap pak." jawabku dengan lantang. Seketika itu aku langsung bergegas ke toilet, menuju westafel dan mencuci muka. sambil berkata dalam hati "Ini seriusan ke bali? sampai sana ngapain? apa yang harus disiapkan? berapa lama?." Seisi hati bingung dan cemas, karena persiapan yang belum mempuni dan pengalaman yang belum ada.  (Adegannya serasa pemain sinetron yak wkwkw).

Aku pernah bercita-cita pergi ke Bali untuk travelling, dan kini impian ke Bali akan jadi nyata. Tapi,,, untuk ,,,,,,, uuhhh ya tuhan, ucapku dalam hati. Ini diluar dari apa yang dibayangkan. Aku tidak sedih saat itu, hanya saja aku berpikir bahwa aku belum memiliki banyak kemampuan untuk datang kesana. Tapi ini sudah tugas dan tidak mungkin bilang tidak, tidak mungkin ditolak apalagi ditunda.
"Oke, harus SIAP!" ucapku dalam hati yang masih berada didepan kaca westafel.

Aku melanjutkan pekerjaanku, karena ada hal-hal yang harus aku selesaikan sebelum aku berangkat. "Yan, jangan lupa searching tentang Gunung Agung ya, biar setidaknya kita paham dan sedikit mengenal tentang gunung yang akan kita datangi." Jelas Teh Lilis. "Oke baik teh." jawabku. Siang itu, setelah makan siang, aku dan Teh Lilis diberikan beberapa arahan oleh rekan kami yang telah pulang dari Bali, beliau menjelaskan bahwa kita harus memperhatikan tidak hanya dari ancaman yang ada saat ini, namun juga harus diperhatikan sejarah dari gunung tersebut.

Aku menghubungi kerabat yang telah mempuni urusannya dalam bidang kebencanaan khususnya bagian lapangan. Aku bertanya tentang apa-apa yang harus aku siapkan sebelum terjun ke lapangan. Beliau mengarahkan untuk membaca ketentuannya dahulu. Agar kita bekerja tidak keluar dari konteksnya. Lalu beliau juga berkata agar tetap tenang selama berada disana, lakukan apa yang bisa dilakukan, kejakan apa yang bisa dikerjakan selagi tidak keluar dari aturan yang berlaku. Beliau juga berkata tetap bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk datang kesana. Alhamdulillah, beliau berhasil menghilangkan kecemasan ku sebelum berangkat ini. Terimakasih Om Koko (@Kusuma Bangsa (fb & IG)) dari IOF Jateng, yang telah memberikan pencerahan untuk muridmu yang masih pemula ini.

Malam ini aku packing karena esok pagi-pagi sekali aku harus segera berangkat. Aku menemukan kendala baru, yaitu aku packing dan tidak tahu untuk pergi berapa lama. Aku mengeluarkan pakaian dari dalam lemari dan tak ku sangka seisi kamar alhasil berantakan.
Ya Allah ndut, kaya ngga pernah packing aja sih, masa begini aja bingung. Keluh ku sambil melihat sekeliling kamar porak poranda. Oke baiklah,, kita mulai sedikit demi sedikit.

Dompet + Isinya :
Uang saku tunai, ATM untuk cadangan, KTP, SIM.

Obat Pribadi Standar:
Kapas, Betadine, Plester, Minyak Angin, Obat pereda nyeri (analgesik), anti radang (antiinflamasi)  dan penurun panas (antipiretik) dan tak lupa bawa Vitamin.

Sepatu :
Sepatu Lapangan, Sepatu Pantofel untuk jaga-jaga jika harus berpakaian casual dan tak lupa kaos kaki dan sendal jepit.

Pakaian :
PDL, PDH, Pakaian bebas, Piama dan Pakaian dalam + Handuk.

Lain - Lain :
Laptop + Charger, HP + Charger, Tripod, Buku tulis + Alat tulis praktis.
Jilbab beserta perangkat lainnya seperti jarum dan peniti, Make Up, Topi, Kaca Mata, Alat Sholat, Alat mandi, Peralatan makan praktis + Tumbler, Sleeping Bag, sedikit cemilan dan stok kopi dan Jas hujan plastik. Ohyaaa sabun untuk cuci baju, karena aku tak bawa stok baju terlalu banyak dan aku pilih untuk mencuci baju disana.

Kini sudah hampir pukul 12 malam, aku bergegas untuk tidur dan berdoa agar esok tidak kesiangan.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lanjut PART 2 - Welcome POSPENNAS

Tunggu yaaaa




Komentar